
Mendorong Geowisata dan Pendidikan Kebumian Berbasis Pelestarian Alam Budaya Serta Pemberdayaan Komunitas Lokal
KMC dan Pemprov Kalbar Bahas Rencana Aksi Kerja
Sama: Mendorong Geowisata dan Pendidikan Kebumian Berbasis Pelestarian Alam
Budaya Serta Pemberdayaan Komunitas Lokal
Pontianak,
12 Agustus 2025 —
Dalam rangka memperkuat kerja sama strategis antara sektor industri dan
pemerintah daerah, PT. Kalbar Mineral Center (KMC) bersama tiga Organisasi
Perangkat Daerah (OPD) di lingkungan Pemprov Kalbar menggelar rapat pembahasan
rencana aksi kerja sama di UPZ Coffee, Pontianak. Rapat ini menjadi tahap
krusial dalam persiapan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU)
antara KMC dan Pemprov Kalbar, yang dirancang untuk memperkuat KMC sebagai
pusat edukasi kebumian dan penggerak utama pengembangan geowisata Kalimantan
Barat.
Kolaborasi Multipihak untuk Kalbar sebagai
Destinasi Geowisata dan Pendidikan
Rapat
tersebut dihadiri oleh perwakilan dari PT. KMC: Bang Hendry (juga Ketua IAGI
Kalbar), Mbak Anti, dan Pak Sigit (founder KMC). Dari pihak pemerintah daerah hadir perwakilan dari
Dinas Kepemudaan, Olahraga dan Pariwisata (Disporapar), Dinas Pendidikan dan
Kebudayaan (Disdikbud), serta Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah
(Balitbangda). WIATA — divisi wisata konservasi dari Yayasan WeBe Konservasi
Ketapang — turut hadir sebagai mitra pendamping yang mengemban misi pelestarian
lingkungan dan pemberdayaan masyarakat.
WIATA: Mengintegrasikan Geowisata dengan Misi
Pelestarian dan Ekonomi Lokal
Divisi
WIATA, yang dipimpin Sukardi, berperan strategis dalam memastikan bahwa
pengembangan geowisata Kalimantan Barat tidak hanya berorientasi pada atraksi
dan edukasi, tetapi juga memegang prinsip-prinsip pelestarian lingkungan dan
budaya. Dalam diskusi tersebut, WIATA menekankan pentingnya pendekatan geo-conservation
sebagai dasar pengembangan kawasan wisata berbasis geologi yang memuliakan alam
dan sejarah bumi Kalimantan.
Pendampingan
WIATA juga mencakup pelibatan komunitas lokal sebagai pengelola destinasi
geowisata. Model ini diharapkan tidak hanya memperkuat kapasitas masyarakat
setempat, tetapi juga membuka peluang ekonomi baru yang berkelanjutan. Dalam
jangka panjang, pendekatan ini memperkuat kesadaran kolektif akan pentingnya
menjaga warisan geologi dan ekosistem Kalimantan Barat, termasuk kawasan
pesisir dan bahari.
Menjembatani Industri Tambang dengan Prinsip
Konservasi
KMC
sebagai entitas yang lahir dari sektor industri pertambangan, melalui kerja
sama ini menunjukkan komitmennya untuk mendukung pendidikan kebumian dan
menerapkan prinsip good mining practice di Kalimantan Barat. Dengan
menjadikan KMC sebagai museum, pusat edukasi, dan hub geowisata, industri
pertambangan di Kalbar diharapkan tak hanya dilihat dari sisi eksploitasi
sumber daya, namun juga dari sisi kontribusi edukatif, pelestarian, dan sosial
ekonomi.
Peran
WIATA menjadi sangat penting dalam proses ini: sebagai penghubung antara dunia
industri, pemerintah, dan komunitas, WIATA memastikan bahwa pembangunan tidak
meninggalkan nilai-nilai konservasi dan keberlanjutan yang menjadi DNA Yayasan
WeBe.
Langkah Selanjutnya: MoU dan Aksi Nyata
Hasil
dari rapat ini akan dirumuskan sebagai lampiran rencana aksi kerja sama yang
menjadi bagian tak terpisahkan dari dokumen MoU antara KMC dan Pemprov Kalbar.
Fokus utama dalam implementasi awal adalah:
l Pengembangan
destinasi geowisata di Kalbar dengan pendekatan geo-conservation
l Penguatan
kapasitas KMC sebagai museum dan pusat pembelajaran kebumian
l Keterlibatan
aktif komunitas lokal dalam pengelolaan dan promosi destinasi berbasis
teknologi informasi
l Penerapan
prinsip pelestarian dalam inisiatif edukasi, wisata, dan kegiatan industri